Posts

Showing posts from July, 2016

Suara Hatiku

Jika kehadiranmu dalam hidupku untuk membuat jatuh cinta, kamu sudah sangat berhasil menjalankan misimu. Seharusnya aku dilarang jatuh cinta pada sikapmu yang dingin di sore itu saat pertama kali kita bertemu dan seharusnya tidak perlu ada cinta diantara kita. Tetapi caramu menatapku itu sungguh luar biasa dan aku tidak bisa menolakmu untuk masuk kedalam hatiku. Karena tiba-tiba kau bertahta sehebat itu, hingga aku tidak tahu cara mengantisipasi rasa sakit jika suatu saat aku harus benar-benar kehilanganmu, jika suatu saat kamu tak lagi menyapaku, jika suatu saat kamu menghapus aku dihidupmu. Aku tidak tahu maksudnya, maksud dari pelukmu yang erat, maksud dari kecupmu yang lekat disenja berganti malam kala itu. Aku tak tahu maksud dari ucapan "kangen" mu saat itu, apa kamu benar-benar merindukanku atau hanya tak ingin membuatku terluka karena kamu tak bisa memenuhi kemauanku. Aku tak tahu apa maksud dari kata "sayang" yang keluar dari mulutmu sore itu. Apakah ben

Masih Tentang Rindu

Cilacap, 8 Juli 2016 Ada yang berbeda disini. Kamu tidak tahu hari-hari penuh ketakutan yang aku lewati tanpa membaca pesan darimu. Kamu tidak mengerti hari-hari yang kurasa semakin sepi karena tidak mendengar suaramu diujung telepon. Kamu tidak paham betapa aku merindukan caramu memelukku, caramu merangkulku, caramu menatapku, caramu menenangkan bahwa dunia tidak akan meledak. Dan aku percaya begitu saja pada semua ucapanmu, seakan-akan kamu telah membaca semua pertanda dalam hidupku. Aku terlalu percaya ketika kau bilang sayang disenja yang menua diakhir juni. Sambil memelukku, kamu meyakinkan diriku bahwa aku tidak akan pernah kehilanganmu. Apakah benar?

Rindu

Cilacap, 7 juli 2016 Aku benci mengingat bagaimana caramu tersenyum. Aku benci menyadari bahwa senyum itulah yang selalu berhasil membuatku jatuh cinta dan terpana. Aku benci mengingat setiap lekuk wajahmu, bagaimana mata indahmu menatapku sangat dalam, rahang kuatmu, dan bibirmu yang semakin menghitam karena rokok itu entah mengapa telah menjadi pemandangan favoritku meskipun aku tak menyukai kamu mempunyai hubungan dengan rokok-rokok itu. Aku benci menerima kenyataan bahwa hari ini, aku tidak punya kesempatan untuk memandangimu lebih dekat seperti waktu itu. Aku benci harus jauh darimu. Aku benci harus merindukanmu yang belum tentu merindukanku.

Untuk Sebuah Penantian

Aku pernah berpikir untuk pergi dan berhenti. Seringkali aku berniat untuk mundur, menyerah, dan pasrah. Bahkan, aku ingin mencari penggantimu namun apa daya aku hanya mencintaimu. Aku sadar dan teramat sadar akan arti perjalanan kisah ini. Kisah kita memang baru sebentar namun kesan terukir sangat indah. Terlalu indah jika hanya harus dilepaskan lalu dilupakan demi sebuah keegoisan. Walau baru sebentar, ada makna didalamnya yang tak mampu hilang begitu saja. Kau bilang, kau mencintaiku. Kau bilang rasamu lebih dari waktu itu. Kau bilang, bersamaku kau dapat menemukan kenyamanan. Tapi yang kubaca tidak seperti itu. Aku tak melihat ada cinta di kedua bola matamu. Kau bilang kau mencintaiku karena kau membutuhkanku, bukan? Kau tak pernah mau menjelaskan tentang hubungan kita setelah keputusanmu waktu itu. Biar aku beritahu, tak ada seorang perempuan di dunia ini yang ingin digantungkan perasaannya oleh pria yang ia cintai. Semua butuh kejelasan. Apakah kita hanya sekedar teman atau

HAI

Hai. Apa kabar? Masih hidup? Katanya gak bisa hidup tanpa aku, tapi kenapa sekarang masih hidup? Kok sombong, sih? Inget gak kenangan kita yang dulu? Inget gak dulu pernah kemana aja? Ngapain aja? Inget gak dulu pernah punya rencana mau ngajak pergi ke suatu tempat? Kok pergi sama yang lain? Dulu manis banget, kok sekarang kayak kopi hitam tanpa gula? Pahit. Inget gak sih dulu punya janji apa? Katanya janji kok gak ditepatin? Terbakar ingkar yang kamu buat sendiri? Katanya "aku gak akan tinggalin kamu" pas aku bilang "janji ya jangan tinggalin aku" Kok munafik, sih? Oh, iya, kan dulu kamu lagi bahagia. Mungkin kamu sekarang lupa atau pura-pura lupa. Katanya gak akan bisa lupain tapi kok move on duluan? Itu perempuan siapa? kok banyak perempuannya sih? Katanya kangen, kok biasa aja. Katanya sayang, kok bodo amat. Kenapa datang dan pergi sesukanya? Kamu main-main? Kok bisa cepet lupa gitu, sih, amnesia?