Posts

Showing posts from April, 2016

Kini dan Kemarin

Garut, 29 April 2016 Aku menulis ini ketika rasa rinduku pada sebuah keluarga kecil yang sederhana semakin memenuhi setiap aliran darahku. Aku merindukan kebiasaan-kebiasaan lama yang membuatku tak ingin pulang ketika malam semakin larut. Aku rindu ketika kita saling tukar pikiran yang tak pernah mengenal waktu. Aku rindu pembicaraan kita yang semakin malam semakin ngawur. Aku rindu bernyanyi bersama kalian. Aku rindu petuah-petuah kalian. Aku rindu kalian, kebersamaan kita, rumah itu, dan semua penghuni yang tak bisa dilihat secara kasat mata. Rasanya baru kemarin aku merasakan kehangatan sebuah keluarga yang tak pernah kutemukan dimanapun. Rasanya baru kemarin aku mendengar tawa canda hangat kalian sahabat-sahabatku. Rasanya baru kemarin aku bertemu dan mengenal kalian semua.  Pertemuan kita tak pernah direncanakan sebelumnya. Aku bertemu dengan kalian dalam keterasingan dan keingintahuanku akan sebuah nama yang kalian sebut dengan "kom". Aku tak pernah menyan

Mengembalikan Arti (Tulisan Kurniawan Gunadi)

Kalau pagi datang, kemudian kamu menyadari bahwa kamu sendirian? Bagaimana rasanya? Kalau saja dicabut semuanya apa-apa yang kamu miliki saat ini -harta, kedudukan, wajah yang rupawan, dan segala kenikmatan yang kamu dapat- , apakah kamu masih akan memikirkan tentang kesendirianmu? Kalau hidupmu terasa kosong, jangan-jangan selama ini kamu salah mengisinya. Mengisi hidupmu dengan hal-hal yang memang mudah sekali pergi. Meski kamu sudah berkali-kali dingatkan bahwa hakikatnya kamu tidak pernah memiliki apapun, tapi betapa besar keinginanmu untuk memiliki apapun selama ini. Keinginan yang membuat hidupmu terasa bersemangat tapi semu. Kamu hanya ingin memiliki tapi tidak pernah siap untuk kehilangan. Lantas, ketika segala hal yang selama ini membuat hidupmu terasa berwarna, pergi satu per satu. Bagaimana rasanya? Mungkinkah selama ini, kamu salah mengisi hidupmu? Yogyakarta, 29 April 2016 | ©kurniawangunadi | NTMS

Selamat Ulang Tahun, Farhan

Garut, 24 April 2016 Hari ini, dua puluh empat april dua ribu enam belas tepat dua puluh tahun kau menghirup udara di dunia yang sempit ini. aku tau, kamu tak mungkin membaca bacaanku kecuali aku membacakannya di depan kelas seperti waktu itu, kau pasti akan mendengarkannya dengan seksama. bertanya-tanya tentang siapa laki-laki yang kuceritakan, yang kusamarkan namanya menjadi Farhan. Kamu tak menyadarinya sampai sekarang, bukan? Farhan itu kamu. Laki-laki dingin, egois, tak punya hati, anti-sosial, introvert yang aku kagumi sampai hari ini. hari ini adalah hari tepat empat tahun aku mengagumi secara diam-diam. hari ini tepat empat tahun aku mengenalmu. hari ini tepat empat tahun sejak pertemuan pertama kita dan perdebatan kita tentang calon presiden di ruangan biru langit itu. dan, selama empat tahun ini kita masih tetap bersama. kuliah di satu universitas yang sama, namun berbeda Fakultas. aku bersyukur telah mengenalmu, Farhan. Aku banyak belajar darimu. belajar menghadapi lak

Terimakasih, Kau Telah Mematahkan Hatiku, Lagi

26 April 2016 Ini tentang perasaanku kepadamu. Kamu mungkin mengira aku adalah “robot” yang tidak memiliki perasaan dan tidak dapat merasakan sakit, sehingga kamu bisa mengabaikanku sesuka kemauanmu. Aku selalu memberi perhatian terbaik yang bisa aku berikan, sesering mungkin aku mengingatkanmu agar tidak telat makan dan meminum obatmu, dan sesabar mungkin aku mendengar semua cerita dan permasalahanmu. Sayangnya, usaha terbaik saya sering mendapatkan pengabaian. 3 bulan setelah tanggal 12 November 2015, setelah hari kamu memintaku untuk menjadi seseorang yang spesial dihatimu, kamu berubah. Kadang kamu merespon, tapi respon itu tidak kamu berikan dengan sungguh-sungguh. Respon itu malah terlihat seperti penghiburan untuk seorang “robot” yang telah kelelahan dan kebingungan. Ketika aku menangis, kamu selalu bilang jangan menangis. Jika kamu melihatnya lebih dalam lagi, alasan aku menangis adalah dirimu . Awalnya, 5 bulan terakhir ini, aku tidak mengerti, apakah semua yang aku