Posts

Showing posts from June, 2016

Untuk Seseorang yang Pernah Begitu Kupahami

Untuk seseorang yang pernah begitu kupahami, Maaf kalau harus menyebutkan kata-kata ‘pernah’. Karena memang pernah dan kini tak lagi. Ada sebuah batas transparan dari dirimu yang kini tak pernah bisa kusentuh. Temlat khusus yang tak lagi menyertakan aku dalam tempatnya. Pikiranmu yang tak bisa lagi kuterka akan kemana tujuannya. Ada banyak hal sederhana yang kini menjelma menjadi rumit. Dan seolah-olah perubahan-perubahan ini membuat kita saling menyalahkan diri sendiri, lalu semakin menjauh, dan perlahan menjadi dua orang asing. Bukan salahmu, jika ada yang harus selesai di antara kita. Bukan salahku, jika tak bisa lagi meneruskan setiap rasa pertama kali yang pernah kita bagi. Ini hanya cara kita belajar bahwa memang perlu ada yang berubah. Dan biarkan waktu yang mengajari kita untuk menerimanya, ya? Aku mundur , atas segala rasa yang nantinya bisa memperburuk kondisi hati. Aku mundur untuk memberi ruang untukmu mencari yang terbaik. Aku mundur untuk menitipkan lagi segala rasa

Pulang

Aku selalu percaya, tujuan kita hidup di dunia tak sekedar bernafas, bermain, belajar, pergi ke kampus, dan hal semacamnya. Aku percaya bahwa hidup adalah untuk mencari jati diri. Kita hidup untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Aku berkaca pada hidup yang terkadang lucu. Pada orang-orang yang aku kagumi. Pada orang-orang yang aku sayang. Kita, manusia, sedang berpetualang mencari jati diri. Mencari jalan untuk menembus waktu dan menyatukan keping-keping masa lalu. Hidup adalah perjalanan mencari jati diri. Lebih dari itu, hidup adalah perjalanan untuk mencari jalan pulang. Ke sebuah rumah yang hangat. Yang didalamnya berisi tawa hangat orang-orang tersayang. Sebuah rumah yang membuat kita tak ingin pergi meskipun mungkin keadaan diluar sana lebih menyenangkan. Semoga kamu cepat sadar. Bahwa sebenarnya kamu sudah menemukan jalan pulang. Kami adalah keluargamu, kami adalah rumahmu. Sejak kamu dipeluk ibu, sejak kamu ditimang ayah, sebenarnya, kamu sudah.....pulang.

Perasaan Yang Masih Sama (Sebuah Pengakuan)

Hari ini, kita bertemu lagi. Kau memandangi wajahku yang sembab karena menangis. Kali ini air mataku bukan karenamu lagi. Kita berbicara hanya berdua di ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang kita. Setelah sekian lama kita tak bertemu, akhirnya kita dipertemukan. Aku memandangi layar handphoneku sambil menahan rasa rindu yang mungkin hanya aku dan Tuhan pahami. Aku merindukan kamu yang sejak tadi tersenyum jahil, mencoba membuatku tersenyum kembali setelah kejadian menyakitkan tadi. Jujur, meskipun aku merindukanmu dengan sangat, aku tak berani menatap wajahmu yang selalu aku temui dalam mimpiku. Aku takut, aku semakin larut dalam kesedihanku yang dahulu karena bagaimanapun aku ingin melupakannya. Walau pada akhirnya tetap saja aku tak bisa. Kedua bola mata indah yang kamu miliki, yang dahulu pernah menatap mataku dengan sangat dalam itu selalu mengingatkanku pada setiap detik kebersamaan kita yang kini tinggal angan dan kenangan. Matamu selalu berhasil membuatku rindu. Mata