Kamu Tidak Akan Pernah Tahu
Aku menulis ini ketika aku melihatmu untuk yang kedua kalinya. Entahlah, ada rasa tak wajar yang menghampiri hatiku. Rasa aneh yang kurasakan ketika kau tersenyum dan memegang pundakku di senja itu. Membantuku untuk turun tangga dengan hati-hati agar aku tidak jatuh diantara kerumunan berbaju merah. Saat itu aku belum mengenalmu. Aku hanya tau kamu di salah satu media sosialku. Kita bertukar komentar kala itu. Dan pada saat itu tak ada rasa yang kurasakan ketika kita bertemu di tangga itu. Entah pada pertemuan kita yang keberapa aku merasakan ada sesuatu yang aneh hinggap dihatiku. Sahabatku bilang, ini cinta. Dan aku percaya. Aku jatuh cinta padamu dengan sederhana. Kamu adalah sosok baru yang aku istimewa. Kamu bijaksana, kamu dewasa, kamu berbeda, dan aku suka. Kamu pencinta seni, sama sepertiku. Ternyata kita juga pernah sama-sama berjuang untuk melanjutkan sekolah di salah satu universitas dibandung, mengambil jurusan seni. Tapi kita sama-sama kalah oleh yang lain, sampai akhir