Terimakasih, Kau Telah Mematahkan Hatiku, Lagi


26 April 2016
Ini tentang perasaanku kepadamu. Kamu mungkin mengira aku adalah “robot” yang tidak memiliki perasaan dan tidak dapat merasakan sakit, sehingga kamu bisa mengabaikanku sesuka kemauanmu. Aku selalu memberi perhatian terbaik yang bisa aku berikan, sesering mungkin aku mengingatkanmu agar tidak telat makan dan meminum obatmu, dan sesabar mungkin aku mendengar semua cerita dan permasalahanmu. Sayangnya, usaha terbaik saya sering mendapatkan pengabaian. 3 bulan setelah tanggal 12 November 2015, setelah hari kamu memintaku untuk menjadi seseorang yang spesial dihatimu, kamu berubah. Kadang kamu merespon, tapi respon itu tidak kamu berikan dengan sungguh-sungguh. Respon itu malah terlihat seperti penghiburan untuk seorang “robot” yang telah kelelahan dan kebingungan. Ketika aku menangis, kamu selalu bilang jangan menangis. Jika kamu melihatnya lebih dalam lagi, alasan aku menangis adalah dirimu
.
Awalnya, 5 bulan terakhir ini, aku tidak mengerti, apakah semua yang aku lakukan untukmu adalah hal yang sia-sia atau tidak? Aku tidak mengerti, apakah benih baik yang aku taburkan telah siap menuai kebaikan yang aku harapkan atau tidak menghasilkan sama sekali.

Aku memang labil dan tidak cerdas secara emosi. Aku pernah mencoba berkali-kali untuk melupakanmu setelah perpisahan kita di akhir bulan maret lalu, aku telah mencoba meminta bantuan sahabatku untuk melupakan semua tentangmu, sayangnya tidak bisa. Kau datang padaku untuk mengutarakan isi hatimu tentang berpisahnya kita. Kau masih menyayangiku, kau masih mencintaiku, kau cemburu aku dekat dengan lelaki lain, dan semua perlakuanmu di sosial media itu hanya klise untuk membuatku kecewa juga, untuk membuatku marah, untuk membuatku cemburu. Kamu ingin kembali denganku, namun aku tau itu tak bisa dan takkan mungkin terjadi untuk kali ini. Kita sama-sama ingin satu sama lain dewasa dan tak saling melukai. Tapi, dengan posisi kita yang seperti ini, apakah kamu tidak pernah berpikir, mengapa kisah kita harus seperti ini? Mengapa disaat kita saling mencintai dengan sangat, justru kita berpisah, saling melupakan, saling mengabaikan, dan saling melukai satu sama lain? Status kita saat ini menyesakkan, aku berada dalam posisi yang sering diabaikan. Saat aku percaya padamu, kau malah meninggalkanku, kau malah mempunyai perempuan idaman lain. Dan apakah kamu tau, ketika kamu memanggilku dengan sebutan “Dede”, panggilan itu semakin menyesakkanku. Katanya aku istimewa, tapi kau memanggil orang lain dengan sebutan yang sama. Terkadang, lelah bersandar pada sabar. Apakah yang aku lakukan selama ini adalah rencana pembahagiaan atau sesuatu yang berpeluang membuatku kesakitan? 

Kamu selalu berkata sayang, tapi kenyataannya kamu selalu menggantungkan perasaanku hingga aku merasa lelah. Kamu berkata sayang, namun pada kenyataannya kamu tak pernah membuktikannya lewat tindakan yang cenderung agak cuek. Sikap dan perkataanmu tidak selaras. Kamu berkata maaf, tapi kamu mengulangi kesalahanmu untuk yang kedua kalinya, mengulang kesalahan yang sama, lagi, dan lagi.
Jujur, aku benci diabaikan. Kalau benci diabaikan, lalu kenapa aku tetap bertahan? Kenapa aku bertahan, saat aku rindu tetapi kamu tidak? Kenapa saya bertahan dianggap “robot”? kenapa saya bertahan diabaikan? Bahkan semua wanita normal pun tidak ingin mengalami hal seperti ini, tapi kenapa saya bertahan?

Aku bertahan, karena aku sangat mencintaimu. Aku bertahan, karena tidak ada laki-laki lain yang sepertimu. Aku lebih baik menghadapi seribu orang seperti dirimu dibandingkan harus kehilangan dirimu dihidupku. Disaat banyak lelaki yang mendekatiku pun aku tetap bertahan memilihmu. Padahal sangat jelas kau Mengkhianatiku. Tapi entah kenapa aku yakin, kamu adalah satu cinta untuk selamanya. Seperti yang sudah aku beritahu padamu dulu, aku jatuh cinta padamu seperti bintang yang tak pernah meninggalkan langitnya. Meskipun aku tak terlihat olehmu saat malam begitu kelam, aku tetap ada disana, bersamamu, menunggu cinta itu kembali.

Dua puluh dua april duaribu enam belas, kamu hadir kembali. Kamu mewujudkan keinginanku untuk kita kembali bersama. Dan apakah kau tau, aku sagat bahagia kala itu. Kau bilang maaf  karena telah menyakitiku. Tapi dengan kembalinya kamu di hidupku, aku lupa bagaimana rasa sakitku yang diabaikan dulu. Aku bahagia karena pangeran impianku menjadi pengisi tahta dalam kerajaan cintaku. Aku bahagia, saat kamu mempercayaiku untuk membantumu melupakan semua masa lalumu, kenanganmu dengan mantan kekasihmu.

Namun, hari ini aku melihatmu dengan seseorang dari masa lalumu. Dia mantan kekasihmu. Bahkan ketika aku lewat pun kau tak menyapaku sama sekali. Jika kau menganggap dan menghargai kehadiranku, kau akan menyapaku, bukan? Tapi aku kini tau, kamu lebih memilih dia, kekasih di masa lalumu. Bukankah kau ingin melupakan masa lalumu bersamaku? Tapi apa, apa yang aku lihat hari ini? Lagi, lagi kau melukai aku. Lagi, lagi kau membuat hatiku hancur. Kamu tak pernah berubah, kamu masih sama. Seharusnya, jika kamu masih ingin bersama dengan dia, kamu tak perlu mewujudkan keinginanku untuk kembali. Cukup kusimpan inginku dalam diam dan aku akan pergi jauh.

5 bulan terakhir, kamu yang terbaik. 5 bulan terakhir, Cuma kamu yang dapat menyakitiku dan kamu yang menjadi obatnya. Silahkan jika ingin pergi. Ku persilahkan kamu untuk kembali dengan perempuan itu. Mari kita mulai cerita yang baru. Kita yang tak melukai, kisah tannpa air mata, kecurigaan, kecemburuan, dan luka. Mulai hari ini, mari kita mulai cerita yang baru. Aku tanpamu dan kamu tanpa aku. Ya, Mulai hari ini, setelah kau meatahkan hatiku, lagi.

terimakasih, kau telah mematahkan hatiku, lagi.
terimakasih, telah membuatku percaya, bahwa kamu tak mudah untuk dipercaya.
terimakasih, telah menyia-nyiakan kesempatan yang aku berikan untukmu.
buatlah dia bahagia, jangan buat dia terluka untuk yang keseribu kalinya, seperti sikapmu kepadaku.
terimakasih untuk 5 bulan terakhir.
terakhir

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana ku Tak Jatuh Cinta

Kebersamaan Yang Tiada Akhir

Jatuh Cinta Sendirian 1 (CERPEN)