Merindukanmu dalam sepi
Hujan menari-nari perlahan menggelitik gemas pepohonan
Dan angin mendesah
Tubuhku menggigil
Dan angin mendesah
Tubuhku menggigil
Langit semakin cemas
Ia terus-menerus menangis
Saat tubuhku yang kedinginan sempat kauhangatkan dengan jemarimu
Demikian sosokmu terasa lenyap
Ketika labirin kosong di hatiku mulai terisi olehmu
Janji yang terucap
Seakan-akan menguap
Cinta yang dulu mengendap
Berembus menjadi uap
Kini…
Aku hanya bisadiam-diam merindukanmu dalam sepi
Aku hanya bisadiam-diam merindukanmu dalam sepi
Aku sangat kenal bahasa rindu
Namun kamu selalu saja tak tahu
Dulu penyebab tawa
Kini jadi terdakwa!
Namun kamu selalu saja tak tahu
Dulu penyebab tawa
Kini jadi terdakwa!
Dan…Kaupergi ketika semua sudah tertata rapi
Ketika peran mimpi dan nyata mulai berganti
Ketika peran mimpi dan nyata mulai berganti
(source: http://dwitasarii.blogspot.com/2012/03/merindukanmu-dalam-sepi.html )
Comments
Post a Comment