Kini dan Kemarin

Garut, 29 April 2016

Aku menulis ini ketika rasa rinduku pada sebuah keluarga kecil yang sederhana semakin memenuhi setiap aliran darahku. Aku merindukan kebiasaan-kebiasaan lama yang membuatku tak ingin pulang ketika malam semakin larut. Aku rindu ketika kita saling tukar pikiran yang tak pernah mengenal waktu. Aku rindu pembicaraan kita yang semakin malam semakin ngawur. Aku rindu bernyanyi bersama kalian. Aku rindu petuah-petuah kalian. Aku rindu kalian, kebersamaan kita, rumah itu, dan semua penghuni yang tak bisa dilihat secara kasat mata.

Rasanya baru kemarin aku merasakan kehangatan sebuah keluarga yang tak pernah kutemukan dimanapun. Rasanya baru kemarin aku mendengar tawa canda hangat kalian sahabat-sahabatku. Rasanya baru kemarin aku bertemu dan mengenal kalian semua. 

Pertemuan kita tak pernah direncanakan sebelumnya. Aku bertemu dengan kalian dalam keterasingan dan keingintahuanku akan sebuah nama yang kalian sebut dengan "kom". Aku tak pernah menyangka dan membayangkan bahwa perkenalan kita di penghujung sore itu akan sejauh ini. Dan aku tak pernah menyangka bawa kita akan menjadi sebuah keluarga kecil yang tak ingin melepaskan satu sama lain. Pertemuan-pertemuan kita setiap hari seakan candu yang tak bisa aku tinggalkan. Seperti canduku pada secangkir kopi di pagi hari. Jika harus jujur, sehari tak bertemu dengan kalian duniaku terasa hampa. tak ada canda apalagi tawa.

Kini, semuanya telah berubah. Tak ada kalian yang menjadi obat lelahku ketika pulang kuliah. Entah apa yang terjadi dengan kalian sehingga kalian seolah mengasingkan diri. Aku tak berhak tau tentang masalah-masalah kalian. Tapi, bukankah keluarga itu saling berbagi. Berbagi cerita, Berbagi suka, duka, dan berbagi kisah kalian. Tapi semua itu tidak aku dapatkan dari kalian. Mungkin keluarga hanya sebuah nama karena kenyataannya tidak seperti itu.

Kini dan kemarin sangatlah berbeda. Kemarin, kalian adalah segalanya. Kini, kalian masih segalanya yang aku rindukan setiap hari.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana ku Tak Jatuh Cinta

PROTES KERAS TERHADAP PENIPUAN YANG MENYALAHGUNAKAN KARTU IDENTITAS SAYA

Kebersamaan Yang Tiada Akhir