Kamu Tidak Akan Pernah Tahu

Aku menulis ini ketika aku melihatmu untuk yang kedua kalinya. Entahlah, ada rasa tak wajar yang menghampiri hatiku. Rasa aneh yang kurasakan ketika kau tersenyum dan memegang pundakku di senja itu. Membantuku untuk turun tangga dengan hati-hati agar aku tidak jatuh diantara kerumunan berbaju merah. Saat itu aku belum mengenalmu. Aku hanya tau kamu di salah satu media sosialku. Kita bertukar komentar kala itu. Dan pada saat itu tak ada rasa yang kurasakan ketika kita bertemu di tangga itu.

Entah pada pertemuan kita yang keberapa aku merasakan ada sesuatu yang aneh hinggap dihatiku. Sahabatku bilang, ini cinta. Dan aku percaya. Aku jatuh cinta padamu dengan sederhana. Kamu adalah sosok baru yang aku istimewa. Kamu bijaksana, kamu dewasa, kamu berbeda, dan aku suka. Kamu pencinta seni, sama sepertiku. Ternyata kita juga pernah sama-sama berjuang untuk melanjutkan sekolah di salah satu universitas dibandung, mengambil jurusan seni. Tapi kita sama-sama kalah oleh yang lain, sampai akhirnya kita bertemu di gedung baru itu.

Aku banyak menceritakan tentang dirimu kepada sahabat laki-laki terbaikku. Karena menurutku hanya dialah satu-satunya yang siap mendengarkan ceritaku. Ketika aku bercerita padanya, ternyata dia mengenalmu. Bahkan dia banyak tau tentang dirimu lebih dari aku. Kota ini memang kecil. Dimana temennya temen kamu kenal sama temennya temen aku. Dimana mantan kamu adalah sahabatku. Dimana mantan aku adalah sahabat kamu. Ke-ter-ke-jut-an yang selalu membuat aku bertanya apakah aku harus berhenti mengharapkan dirimu? Entahlah. Sampai sekarang, pertanyaan itu tak pernah mendapatkan jawabannya.

Kini, semuanya sudah jelas. Tentang perasaanku padamu, yang memang adalah cinta. Juga tentang masa lalumu bersama sahabat terbaikku. Juga tentang perempuan baru difoto-foto milikmu.

Dan kini, semuanya sudah jelas. Lagi-lagi aku harus memendam rasa ini, sendirian. Hanya aku yang dapat merasakan suka, duka, luka, juga getir saat mencintai dan menunggumu yang tidak pasti. Dan mungkin, kamu tidak akan pernah tau, sampai Tuhan membuka hatimu dan mempertemukan kita dalam cinta.

And the last for you, only for you!

Hi, remember this!
The past always tense, the future always perfect.
I fine thank you love you.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana ku Tak Jatuh Cinta

PROTES KERAS TERHADAP PENIPUAN YANG MENYALAHGUNAKAN KARTU IDENTITAS SAYA

Kebersamaan Yang Tiada Akhir