Tiga Bulan Tanpa Hadirmu

Masih dengan rutinitas pagi yang membosankan. Melihat matahari terbit di ufuk timur, kemudian meninggi dan tenggelam diufuk barat. Tidak ada yang istimewa bukan?

Kunikmati sekeping rindu dengan panasnya hari dan lambannya waktu. Rindu yang cukup menggumpal. Rindu pada sang hujan yang selalu datang saat langit tak mendung. Hari ini aku benar-benar tersiksa dengan rindu yang tak pernah berakhir. Sudah tiga bulan pintu coklat yang hampir pudar itu tak dibuka oleh tanganmu. Biasanya kau selalu ada dipagi hari yang masih buta, bahkan saat aku belum terbangun. Rain, where you go? Why you don't come?

Aku benar-benar merindumu setiap hari.seperti aku merindukan senja pada sore hari dan menanti hujan turun saat langit biru dan mendung takkan datang. Matamu, langit teduh diantara ribuan terik. Kuhanyutkan rinduku padanya dan membiarkannya rebah di dada senja. Sampai kapan rindu ini harus aku tahan? Apakah besok kau akan datang? Apakah saat hari bahagiaku kau akan datang? Rindu ini sudah seperti bongkahan es di kutub utara. Diam-diam namun menggumpal juga menyesakkan. 


Rain, i miss you, so damn so much.


Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana ku Tak Jatuh Cinta

PROTES KERAS TERHADAP PENIPUAN YANG MENYALAHGUNAKAN KARTU IDENTITAS SAYA

Kebersamaan Yang Tiada Akhir